Program Studi Bioteknologi bersama Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Bioteknologi sebagai agenda tahunan yang telah berlangsung sejak lama. Seminar Nasional Bioteknologi IX pada tahun ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2023 dengan mengundang empat pembicara yang ahli pada masing-masing bidang. Keempat pembicara tersebut yaitu Marc Alfons M Peeters (Bambu Nusa Verde), Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si. (Universitas Gadjah Mada), Ts. Dr. Rabiatul Basria S. M. N. Mydin. (Universiti Sains Malaysia), dan Dr. Dian Kesumapramudya, M.Sc., Ph.D., Sp.A. (Universitas Gadjah Mada).
Tema yang diangkat pada tahun ini adalah “Biotechnology Approach for Green Transition”. Menurut ketua panitia, Dr. Ir. Mohammad Zainal Abidin, S.Pt., M.Biotech., IPM, seminar ini bertujuan untuk menyediakan forum diskusi antara perguruan tinggi, peneliti, praktisi, kalangan industri, dan pemerintahan mengenai isu-isu dan informasi terkini terkait bioteknologi dan penerapannya dalam berbagai bidang. Dalam seminar ini peserta hadir dan dapat berkomunikasi guna memberikan sumbangan dalam mewujudkan kualitas hidup yang lebih baik.
Seminar Nasional Bioteknologi IX ini diawali dengan Plenary Session I mengenai bioteknologi tanaman oleh Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si. tentang bioteknologi tanaman untuk menunjang ketahanan pangan dan Marc Peeters dari Bambu Nusa Verde tentang pemanfaatan bioteknologi dalam pengembangan bambu. Pengembangan tanaman pangan dan bambu akan membantu Indonesia mewujudkan ekonomi hijau serta strategi rendah karbon dan resiliensi iklim jangka panjang Indonesia untuk untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih awal. Menurut Marc Peeters, Selama ini bambu hanya dianggap sebagai ‘poor man’s timber’ atau kayu untuk orang miskin, meskipun pada kenyataannya bambu adalah ‘Green Gold’, emas hijau terbarukan untuk mitigasi perubahan iklim dan solusi berkelanjutan baik untuk peningkatan kualitas lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Plenary Session II membahas bioteknologi kesehatan. Materi disampaikan oleh TS. Dr. Rabiatul Basria S. M. N. Mydin mengenai nanopartikel dalam bioteknologi kesehatan untuk preclinical assessment. Materi lainnya disampaikan oleh dr. Dian Kesumapramudya, M.Sc., Ph.D, Sp.A. mengenai pemanfaatan teknologi sensor dan AI dalam mendeteksi protein biomarker di darah. Kedua teknologi tersebut sangat membantu perkembangan kesehatan klinis terutama dalam hal deteksi, diagnosa suatu penyakit, dan terapi.
Setelah Plenary Session I dan II, terdapat sesi presentasi oleh peserta pemakalah. Peserta dibagi ke dalam tiga kluster yaitu pertanian, industri dan lingkungan, serta kesehatan. Masing-masing kluster tersebut memiliki 2 ruang dengan masing-masing 10 presenter. Peserta sangat antusias dalam menyimak presentasi yang dilakukan oleh pemakalah karena materi yang disampaikan beragam sehingga mendapatkan banyak wawasan dan informasi baru. Selain dapat melihat sesi presentasi, peserta juga dapat menyimak berbagai booth dari sponsor seperti Wilis Van Java Coffee, PT. Pesona Republik Pisang, CropLife Indonesia, Indogen, Indolab Utama, dan lain-lain.
***
Penulis: Izza Afkarina