Yogyakarta — Pusat Studi dan Program Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Seminar Nasional Bioteknologi ke-X dengan tema “Fostering Interdisciplinary Solutions in Biotechnology for Sustainability”. Acara berlangsung di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM, pada Sabtu (26/11/2024). Semnas diikuti lebih dari 200 peserta dari 36 institusi berbeda, terdiri atas akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai bidang.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, seminar ini juga dimeriahkan dengan peluncuran layanan jasa sintesis primer. Layanan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pusat Studi Bioteknologi UGM, Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS), dan PT Widya Teknologi Hayati. Layanan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa sintesis oligo (DNA/RNA primer) dengan kualitas tinggi dan harga yang kompetitif.
“Kita patut berbangga, menjadi bagian dari sejarah. Saat ini kita memiliki alat oligo synthesizer pertama di Indonesia”, ujar Erlina VF Ratu, pembina YSDS. Peluncuran layanan jasa sintesis primer ini merupakan langkah strategis untuk mendukung pengembangan riset bioteknologi di Indonesia. “Dengan adanya layanan ini, para peneliti tidak perlu lagi kesulitan mencari bahan baku untuk penelitian mereka.”
Bersama Wujudkan Kemandirian Industri Bioteknologi
Inisiatif ini menjadi tonggak bersejarah dalam dunia bioteknologi nasional, memperkuat kapasitas riset dan pengembangan, serta mendukung kemandirian bangsa dalam teknologi kesehatan. Dengan adanya lini produksi ini, Indonesia diharapkan tidak lagi bergantung pada impor DNA/RNA primer untuk berbagai kebutuhan riset dan aplikasi medis, mulai dari penelitian genetik, diagnosis penyakit, hingga pengembangan terapi berbasis gen. Keberadaan fasilitas ini diyakini akan mempercepat terobosan di bidang bioteknologi, khususnya dalam ilmu genomik dan medis.
Dalam sambutannya, Erlina menambahkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi yayasan yaitu Generasi Muda Unggul. “Kami yakin bahwa kolaborasi dengan UGM dan PT Widya Teknologi Hayati akan membawa kita menuju pencapaian yang lebih besar dalam pengembangan kapasitas riset genomik di Indonesia. Panin Bank mempercayakan dana CSR nya kepada kami. Kami membagikan berkat ini untuk mendukung modernisasi dan akselerasi riset genomik di Indonesia”.
Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si., Kepala Pusat Studi Bioteknologi UGM, menyatakan bahwa pembangunan lini produksi primer ini akan memperkuat infrastruktur riset bioteknologi di Indonesia. “Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat inovasi, sehingga memungkinkan para peneliti mengakses sumber daya penting yang selama ini sulit dijangkau. Dengan kolaborasi ini, kita berada di jalur yang tepat untuk membawa bioteknologi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi”, imbuhnya.
Senada, CEO PT Widya Teknologi Hayati menyampaikan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. “Sebagai perusahaan yang berfokus pada inovasi bioteknologi, kami berkomitmen untuk mendukung kemandirian dalam produksi primer DNA/RNA, yang akan menjadi tulang punggung penelitian molekuler di berbagai bidang”, ucap Nur Akbar Arofatullah, S.P., M.Biotech., Ph.D.
Kerjasama antara UGM, YSDS, dan PT Widya Teknologi Hayati ini diharapkan tidak hanya mendukung kemandirian bidang bioteknologi di Indonesia, namun juga berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global. (AR)