
Bioteknologi UGM – Program Studi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM mendapatkan kesempatan kuliah tamu dengan pemateri Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom karena pemateri kini sedang berada di Jerman. Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc atau akrab disapa Rovi merupakan peserta program Postdoc di Alfred Wegener Institute, Jerman. Selain itu, ia juga menjabat sebagai peneliti di Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, Badan Riset Indovasi Nasional (BRIN). Rovi menjelaskan kepada mahasiswa Magister Prodi Bioteknologi UGM bahwasanya peminatan yang diberikan oleh universitas menyediakan peluang besar dalam karir kedepannya. Peminatan tersebut ialah bidang kesehatan, pertanian, industri dan lingkungan.
Berdasarkan peminatan tersebut, Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. menjelaskan bidang karir secara umum seperti bioentrepreneur, forensik, penyuluh, konsultan, jurnalis,diplomat hingga motivator. Tentunya bidang karir yang tidak boleh dilupakan ialah peneliti. Lebih lanjut, Rovi memaparkan beberapa organisasi riset yang ada di BRIN. Organisasi riset tersebut diantaranya ialah riset hayati dan lingkungan, kesehatan, kebumian dan maritim, pertanian dan pangan. Jika berminat untuk melanjutkan jenjang karir sebagai peneliti BRIN maka syarat yang harus ditempuh ialah harus Doktor atau telah menuntaskan jenjang S3.
Sebagai salah satu peneliti di BRIN, Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. juga memaparkan beberapa projek penelitian yang potensial untuk dikerjakan. Bidang bioteknologi kesehatan dan molekuler memiliki projek diantaranya ialah vaksin, obat kanker dan imunomodulator. Bidang bioteknologi kelautan memiliki projek dalam memanfaatkan biota laut seperti bakteri ekstremofil yang berasal dari sumber panas. Bakteri tersebut dapat diteliti kandungan senyawa bioaktif yang nantinya dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan lainnya dari bakteri laut ialah keperluan pengawet makanan, fermentasi dan pemanfaatan kandungan exopolisakarida lainnya.
Menurut Rovi, di Indonesia sendiri terdapat problematika yang harus diselesaikan salah satunya ialah budidaya udang. Bioteknologi dalam budidaya udang seperti antibiotik yang tepat, pengetahuan tentang jenis bakteri patogen pada udang, mikrobioma udang yang menyehatkan serta yang membawa penyakit. Peneliti nantinya dapat mengembangkan berbagai kajian keilmuan untuk mengatasi permasalahan budidaya udang. Selain itu, terdapat terobosan baru yang kedepannya potensial dikembangkan di Indonesia yaitu biometrika dan bionika. Biometrika dan bionika adalah upaya dalam membuat desain struktur buatan yang mendekati struktur organisme biologis.
Selain memaparkan peluang yang dapat dikembangkan untuk peneliti kedepannya, Rovi juga memberikan pandangannya perihal perkembangan bioteknologi kekinian, dalam hal ini Ia membahas seputar penggunaan Genetically Modified Organism (GMO). Menurutnya, penggunaan GMO justru memberikan dampak negatif yang lebih serius ketimbang manfaat yang diperoleh. Pandangan ini Ia tekankan sebagai pendapat pribadi dan tidak atas nama institusi. Dijelaskan lebih lanjut jika penggunaan GMO tidak dapat berkelanjutan walaupun tujuan modifikasi dari organisme tertentu hasilnya lebih bagus. Alasan Ia menolak penggunaan GMO antara lain karena dampak editing yang hingga kini belum dapat diprediksi, kerusakan lingkungan, mematikan jenis organisme alami dan dampak kesehatan yang serius. Oleh karenanya, Ia menyarankan untuk lebih mensinergikan organisme dengan lingkungan yang bagus sehingga memberikan hasil yang optimal.
Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. menutup kuliah tamu kali ini dengan memberikan pesan jika peluang karir bioteknologi di Indonesia masih terbuka lebar. Salah satunya disebabkan oleh kekayaan hayati Indonesia yang masih belum tergarap secara menyeluruh sehingga masih banyak yang dapat dikerjakan. Ia menekankan bahwa yang terpenting dalam berkarir di bidang bioteknologi adalah pengalaman riset karena itu dapat meningkatkan nilai jual. Cara untuk meningkatkan nilai jual ialah dengan sekolah, training, summer school dan menjalin pertemanan.
penulis : Buhairi Rifqa Moustafid