Tim mahasiswa dari Program Studi Magister Bioteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Farras Alifia Rahman dan Anwar Rovik, berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara 2 dalam ajang Genomics and Science Dojo 2.0 Cycle 3. Kompetisi riset ilmiah bergengsi ini diselenggarakan pada 19–22 Mei 2025 di Novotel, Cikini, Jakarta.
Genomics and Science Dojo 2.0 Cycle 3 merupakan program pelatihan dan kompetisi intensif yang dirancang untuk meningkatkan kapabilitas riset genomik di Indonesia. Dengan mengusung konsep “dojo” yang terinspirasi dari seni bela diri, kegiatan ini mendorong partisipan untuk tidak hanya memperdalam pemahaman teoretis, tetapi juga mengasah kemampuan berdebat, presentasi, dan mempertahankan argumen ilmiah mereka.
Kompetisi Sengit dengan Peserta Beragam
Sebanyak 20 tim terpilih dari berbagai daerah dan institusi di Indonesia, bahkan ada peserta dari luar negeri, ikut serta dalam program ini. Peserta Genomics and Science Dojo berasal dari latar belakang profesi yang beragam, mulai dari dokter, dosen, mahasiswa magister, mahasiswa doktoral, peneliti, hingga praktisi. Keberagaman ini menciptakan suasana kompetisi yang dinamis dan mendorong pertukaran ide yang kaya.
Selama empat hari kegiatan, para peserta mendapatkan pembekalan materi komprehensif yang mencakup penulisan ilmiah, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, pelaporan, serta strategi efektif dalam mengkomunikasikan hasil penelitian. Puncak acara adalah sesi “sparring” atau pertandingan ilmiah di mana 20 tim saling beradu argumen, mempresentasikan, dan mempertahankan temuan riset mereka di hadapan para juri dan peserta lainnya.
Inovasi UGM untuk Terapi Kanker Payudara Triple Negative
Farras Alifia Rahman dan Anwar Rovik, yang tergabung dalam tim 40, berhasil memukau juri dengan topik penelitian mereka tentang potensi terapi kombinasi asam ursolat dan PGV-1 yang sinergis dalam menghambat proliferasi dan migrasi sel kanker payudara triple negative. “Kami memadukan metode analisis bibliometric, in silico, dan in vitro dalam studi ini,” jelas Anwar Rovik, menyoroti pendekatan komputasi dan eksperimental yang terintegrasi dalam penelitian mereka.
Keberhasilan Farras dan Anwar menjadi bukti nyata kualitas riset yang dihasilkan oleh mahasiswa UGM, khususnya dalam upaya penemuan solusi inovatif untuk masalah kesehatan yang mendesak. Kanker payudara triple negative (TNBC) dikenal sebagai salah satu jenis kanker payudara yang paling agresif dan sulit diobati, sehingga penelitian mereka memiliki relevansi klinis yang tinggi.
Meskipun bersaing dengan tim-tim yang kuat, termasuk dari kalangan dosen dan peneliti senior, Farras dan Anwar menunjukkan performa yang luar biasa. “Kami tidak menyangka akan menang dalam program ini, karena banyak tim lain yang kuat, bahkan mereka dari kalangan dosen dan peneliti. We just playing the game and enjoy every moment,” tutur Farras dengan rendah hati, mencerminkan semangat belajar dan menikmati proses yang menjadi kunci keberhasilan mereka.
Mendukung Ekosistem Riset Genomik Nasional
Genomics and Science Dojo, yang diinisiasi oleh berbagai pihak termasuk Summit Institute for Development (SID), GSI Lab, GSI Academy, dan OUCRU Indonesia, terus berperan penting dalam membangun dan memperkuat ekosistem riset genomik di Indonesia. Program ini tidak hanya melatih peneliti, tetapi juga mendorong publikasi ilmiah di jurnal-jurnal bereputasi tinggi, serta meningkatkan literasi ilmiah masyarakat.
“Genomics and Science Dojo mendorong peserta untuk mengembangkan critical thinking. Karena, demikianlah seharusnya ekosistem peneliti”, tegas Adhityo Wicaksono, Ph.D., salah satu fasilitator yang sekaligus mentor tim 40 di Genomics and Science Dojo 2.0. Keberhasilan tim UGM dalam ajang ini menegaskan potensi besar peneliti muda Indonesia dalam kancah riset di Indonesia. “Diharapkan, inovasi dan semangat kompetitif yang ditunjukkan oleh Farras dan Anwar dapat menjadi inspirasi bagi generasi peneliti berikutnya untuk terus berkarya demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan Masyarakat”, pungkas Adhit.