Program Studi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM kembali mendapatkan kesempatan menerima kuliah tamu dalam mata kuliah Karir Bioteknologi. Kuliah tamu kali ini disampaikan oleh Profesor Teruna J. Siahaan atau akrab dikenal Teruna yang menerangkan perkembangan bioteknologi khususnya bidang therapeutics. Prof Teruna J. Siahaan juga mengisahkan beragam pengalaman dan nasihatnya untuk calon-calon generasi Bioteknologist yang mengikuti kuliah Karir Bioteknologi kali ini. Profesor Teruna mengawali kuliah dengan menceritakan profil dan perjalanan hidupnya hingga akhirnya beliau menjadi salah satu Profesor terhormat di Kansas University (KU).
Prof. Teruna adalah profesor terhormat sekaligus Direktur Asosiasi Departemen Kimia Farmasi Kansas University (KU). Kisah hidupnya meniti karir di negeri Paman Sam bermula dari laboratorium kimia Universitas Indonesia (UI) pada 1981. Menekuni bidang kimia hingga menempuh pendidikan Magister Kimia di (UI), hingga mendapatkan kesempatan menemani seorang Profesor dari Arizona University Bernama George Wilson. Selain itu, ia mendapatkan kesempatan untuk wawancara dengan Prof. George Wilson dan menjelaskan semuanya dengan baik.
Dirasa puas dengan hasil wawancara, Prof. Wilson pun menawarkan kesempatan belajar kepada Prof Teruna untuk gelar Ph.D. di Amerika. Mendengar penawaran tersebut, Prof Teruna sangat terkejut sekaligus gembira. Pria asal Medan tersebut awalnya ragu saat mendapatkan penawaran tersebut. Pasalnya ia tumbuh di keluarga yang terbilang memiliki taraf ekonomi menengah ke bawah. Ia pun menyampaikan pada Prof. Wilson jika dirinya tidak memiliki kemampuan untuk membiayai kuliah tersebut. Namun Prof. Wilson menjelaskan jika hal itu tidak menjadi masalah karena ia diberikan penawaran untuk kuliah bersama dengan mengajar sebagai Teaching Asistant. Berbekal kemampuan bahasa Inggris yang telah mandarah daging karena dibiasakan sejak SD hingga SMA, ia pun memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut. Dari sinilah karirnya di Amerika Serikat (AS) bermula hingga banyak penawaran research dan kerja sama. Pada akhirnya Prof Teruna J. Siahaan dapat menggapai mimpinya sebagai seorang Ph.D. dan bukan hanya itu, ia pun meraih gelar Distinguished Professor. Teruna menjelaskan dalam kuliah tamu kali ini jika gelar Distinguished Professor hanya diperoleh oleh 85 orang dari sekitar 1.500 Profesor di KU.
Pada kuliah Karir Bioteknologi kali ini, Prof Teruna J. Siahaan menjelaskan bahwa perkembangan Bioteknologi bidang therapeutics sangatlah pesat. Bahkan bukan hanya pada tataran small molekul dan isolasi bahan kimia alam, namun kini memasuki tahap penggunaan Biotechnology Product. Prof. Teruna juga menceritakan jika dirinya bersama tim kala bergabung dengan KU pada 1991 telah membuat therapeutics dari Biotechnology Product dari protein dan peptida. Selain itu, Prof. Teruna menerangkan jika pada awal tahun 1960an telah dikembangkan Biotechnology Product dari insulin yang bahkan sampai saat ini masih dikembangkan. Terdapat pula peptida bernama oksitosin yang berguna untuk induksi ibu hamil agar dapat segera melahirkan ketika bayi sulit untuk keluar atau belum ada tanda keluar pada saat waktunya lahir. Contoh lainnya dari Biotechnology Product paling kekinian ialah vaksin. Vaksin paling terkini menurut Prof. Teruna J. Siahaan adalah mRNA vaksin dari Moderna dan Pfizer yang membutuhkan riset dalam waktu panjang. Namun demikian, Prof. Teruna menerangkan jika masih banyak challenge kedepannya sehingga riset bidang Bioteknologi akan terus berkembang.
Prof. Teruna berharap di Indonesia dapat menjalankan peran untuk pengembangan Biotechnology Product secara mandiri. Ia mencontohkan China dan India yang merekrut kembali warga negaranya usai mempelajari bidang bioteknologi untuk kembali ke negara demi melakukan pengembangan bidang Bioteknologi. Menurut Prof. Teruna, kini keduanya berfokus mengembangkan biosimilar product seperti biosimilar Insulin dan biosimilar Growth Hormon. Bahkan kedua jenis produk tersebut telah banyak dijual di Indonesia. Menurutnya, roles dari universitas dan riset industri memiliki peran dalam membantu pengembangan bidang Bioteknologi. Kesempatan dalam bidang Bioteknologi masih cukup besar karena cakupan biotechnology area yang cukup luas.
Biotechnology area yang dimaksud meliputi Animal Biotechnology, Plant Biotechnology, Food Biotechnology, Agricultural Biotechnology, Industrial, Environmental hingga Pharmaceutical Biotechnology yang akan dijelaskan lebih detail. Animal Biotechnology dapat berupa produk animal model yang dapat digunakan untuk riset tertentu seperti penyakit Alzheimer atau arthtritis. Animal model yang diproduksi juga dapat berupa modifikasi genetik seperti perubahan reseptor tertentu atau gen tertentu. Plant Biotechnology juga berkembang pesat dan masih cukup potensial. Prof. Teruna memberikan contoh jika di Amerika Serikat telah melakukan perubahan genetik pada suatu tanaman agar tahan terhadap hama sehingga tidak mudah rusak. Contoh lainnya ialah perkembangan Food Biotechnology yang kini banyak dilakukannya riset pada microbiome dalam intestinal. Prof. Teruna menjelaskan bahwa microbiome dalam usus sangat berperan penting dalam menunjang pertahanan tubuh dan konversi bahan kimia.
Selain bidang diatas, Prof. Teruna juga menjelaskan beberapa contoh lembaga pengembang Biotechnology Product di AS. Prof. Teruna mencontohkan bagi mahasiswa bioteknologi nantinya dapat berkecimpung di universitas sebagai pengajar atau akademisi. Kemudian dapat pula bekerja di Pharmaceutical Biotechnology Company atau Vaccine Company. Berdasarkan penuturan Prof. Teruna dalam kuliah tamu kali ini, di AS obat-obatan dibagi menjadi dua kategori yaitu cyber dan small molekul tradisional. Lembaga yang bergerak dalam mengevaluasi produk cyber atau terobosan Bioteknologi ialah Food and Drug Administration (FDA) dan BPOM. Prof. Teruna juga berharap kepada Mahasiswa kedepannya menjadi leader yang mengembangkan Lembaga untuk mengevaluasi produk-produk Bioteknologi semisal FDA dan BPOM di AS. Ada pula Food Company dan Contract Research Organization (CRO). CRO adalah sebuah organisasi yang menerima kontrak dari perusahaan atau pemerintah untuk melakukan riset tertentu. Alasan mengambil CRO ialah harga yang jauh lebih murah dan pekerjaan yang lebih efisien karena sebuah perusahaan tidak perlu bagian tersendiri untuk mengerjakannya.
Karena bidang bioteknologi yang masih cukup potensial dikembangkan, Prof. Teruna memberikan saran bagi peserta kuliah tamu untuk focus menyelesaikan problematika yang ada di Indonesia. Prof. Teruna memberikan contoh perihal tropical desease yang hingga kini masih banyak yang belum diketemukan obatnya. Hal ini dikarenakan perbedaan kepentingan antara negara sub tropis dengan negara tropis. Oleh karena itu, Prof. Teruna menyarankan untuk berfokus pada area-area yang belum banyak digarap terkhusus untuk kepentingan Indonesia.
penulis : Buhairi Rifqa Moustafid