Rabu, 9 November 2022 Program Studi Bioteknologi menyelenggarakan acara 4th Lecture Series Biotechnology yang bertema “One Health Perspective in Human Life” di Ruang Kuliah Lt 3 PS Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada. Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dan dibuka dengan sambutan Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si. selaku Kepala Pusat Studi Bioteknologi dan mewakili Program Studi Bioteknologi.
Pada sesi kuliah dimoderatori oleh Ketua Program Doktor Bioteknologi, Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc.. Sesi kuliah pertama disampaikan oleh Dr. Aneta Afelt dengan topik “Globalisasi dan Dampaknya terhadap Resiko Terjadinya Epidemi dalam Antroposen”. Dr. Aneta membuka sesi kuliah dengan pemaparan yang menarik terkait penyebaran penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 di Wuhan, Cina dari perspektif Antroposen yang ternyata tidak mengejutkan bagi para pakar. Adanya globalisasi berdampak pada menurunnya tingkat stabilitas ekosistem lokal yang juga mengakibatkan terganggunya fungsi ekosistem global. Gangguan keseimbangan ekosistem lokal ini mendorong terjadinya epidemi seperti HIV, malaria, SARS, flu burung, USUTU, chikungunya, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan ini, Dr. Aneta Afelt menerangkan bagaimana konsep One Health dalam mengendalikan resiko epidemi yang telah diketahui maupun penyakit yang belum pernah diketahui, yaitu dengan menjaga keseimbangan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Di sesi kuliah kedua dengan topik “Tantangan Antimicrobial Resistance (AMR) dalam perspektif One Health” yang disampaikan oleh Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama dengan pokok bahasan yaitu Emerging dan Re-emerging Infectious Diseases (EIDs) dan Antimicrobial Resistance (AMR) di era globalisasi serta tantangan dan konsep One Health dalam menyikapi hal tersebut. Dalam sesi ini, Prof. Wayan Tunas Artama menyampaikan empat tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah ancaman terjadinya EIDs dan AMR di masa depan meliputi upaya penemuan pathogen, penentuan resiko yang mungkin dapat ditimbulkan, meningkatkan kapasitas respon wabah, serta penanggulangan yang dilakukan untuk mengurangi dampak risiko terhadap manusia. Lebih lanjut, Prof. Wayan Tunas Artama menyampaikan poin-poin yang serupa dengan paparan Dr. Aneta Afelt terkait pendekatan One Health bahwa EIDs dan AMR dapat dikendalikan dengan menjaga kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan secara seimbang.
Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber oleh Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Magister Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada dan selanjutnya foto bersama dengan para peserta Lecture Series.
Penulis : Nor Chamidah Fatumi
Editor : Ghina Nurul F