Program Studi Magister Bioteknologi, Sekolah Pascasarjana UGM berkesempatan menerima kuliah tamu dari Prof. Dr. drh. Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, M.Si.
Prof Indi merupakan Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Prof Indi Dharmayanti menyambut baik kegiatan kuliah tamu Karier Bioteknologi yang diadakan oleh Prodi Magister Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM. Bagi Prof Indi, kegiatan kuliah tamu semacam ini merupakan refreshing dan membuka sudut pandang baru untuk Mahasiswa langsung dari pakarnya. Lebih lanjut Prof Indi menegaskan jika dalam ranah birokrasi, sejatinya tidak ada keistimewaan tersendiri antara Universitas atau Swasta dengan BRIN. Prof Indi memberikan contoh berkenaan dengan pengajuan dana penelitian antara anggota BRIN dengan Non BRIN. Menurutnya, siapa saja memiliki akses dan hak yang sama dalam mengajukan dana penelitian kepada BRIN, meski itu anggota sendiri. Mengawali kesempatan kuliah Karier Bioteknologi kali ini, Prof Indi memaparkan pentingnya ilmu Bioteknologi dalam menunjang kemaslahatan bidang kesehatan.
Sebagai pakar di bidang kesehatan, Prof Indi menjelaskan jika hampir seluruh bidang kini bergantung pada peranan ilmu Bioteknologi. Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN tersebut menyebutkan beberapa diantaranya ialah stem cell, biomarker, vaksin dan obat, resistensi mikrobia, penyakit menular serta gizi dan makanan. Selain itu, Prof Indi juga menyinggung salah satu dampak terbesar dari adanya pandemi COVID-19. Dampak tersebut ialah membuka cara pandang masyarakat di Indonesia akan pentingnya ilmu Bioteknologi dalam mengendalikan pandemi. Upaya pengendalian pandemi COVID-19 dengan diberlakukannya vaksin tidak lepas dari penerapan ilmu Bioteknologi. Hal ini dikarenakan vaksin merupakan salah satu produk dari ilmu Bioteknologi. Karena faktor tersebut, diharapkan peranan ilmu Bioteknologi kedepannya semakin meningkat pesat dan menunjang berbagai sektor di Indonesia, terkhusus bidang kesehatan. Prof Indi Dharmayanti menuturkan jika penggunaan Bioteknologi 10 tahun mendatang sangat signifikan dan dibutuhkan di berbagai lini.
Selain bidang kesehatan, beragam sektor lainnya pun akan membutuhkan penerapan ilmu Bioteknologi seperti bidang pangan, pakan ternak, industri kecantikan, lingkungan, hingga kecerdasan artifisial dan komputasi. Prof Indi mengungkapkan jika sekitar 13,3 juta petani di Dunia menerapkan Bioteknologi demi meningkatkan hasil pertanian, pengendalian hama dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Lebih lanjut, Indi Dharmayanti menuturkan jika penerapan Bioteknologi juga berperan penting dalam produksi energi ramah lingkungan.
Hal itu dibuktikan dengan pembangunan 50 biorefinery di seluruh Amerika Utara yang bertujuan untuk produksi biofuel dan bahan kimia terbarukan. Oleh karena itu, kedepannya ilmu Bioteknologi menjadi salah satu kunci penting dalam penanganan berbagai problematika.
penulis : Buhairi Rifqa Moustafid