• UGM
  • IT Center
  • SIMASTER
  • Library
  • SPs UGM
  • SC Biotech
  • Doctoral Biotech
  • Bahasa Indonesia
    • English
    • Bahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Program Magister Bioteknologi
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Dosen dan Tenaga Kependidikan
    • Fasilitas
      • LPPT UGM
      • Coaching dan Konsultasi
      • Perpustakaan
    • Akreditasi Program Studi
  • Akademik
    • Penerimaan Mahasiswa Baru
    • Buku Panduan Akademik
    • Kalender Akademik
    • Capaian Pembelajaran Mata Kuliah
    • Mata Kuliah Magister Bioteknologi
    • Tata Tertib Ujian Tengah dan Akhir Semester
    • Layanan Online dan Template Surat SPs UGM
    • SOP Seminar Proposal Penelitian Tesis
    • Aturan Pembimbingan Tesis
    • Prosedur Pembimbingan Tesis
    • SOP Pendaftaran Ujian Tesis Tertutup dan Terbuka
    • Yudisium Mahasiswa Bioteknologi Pascasarjana UGM
  • Penelitian
    • Indonesian Journal of Biotechnology
    • Jadwal Seminar Proposal Tesis
  • Mahasiswa & Alumni
    • Monitoring Mahasiswa
    • Himpunan Mahasiswa
    • Tracer Study UGM
    • Alumni
  • Info Terkait
    • S3 Bioteknologi
    • Pusat Studi Bioteknologi
  • Beranda
  • 2022
Arsip:

2022

Kulliah Umum Bioteknologi “Metode Alternatif untuk Menginduksi Resitensi pada Tanaman: Heat Shock Induced Resistance”

Kuliah Tamu Wednesday, 28 December 2022

Pembicara: Agung Dian Kharisma, S.Pd.Si., M. Biotech., Ph.D.
PT Widya Teknologi Hayati
Jum’at, 9 Desember 2022

Program Studi Bioteknologi UGM Kembali melaksanakan kuliah umum pada hari Jumat, 9 Desember 2022 dengan pemateri Mas Agung Dian Kharisma, S.Pd.Si., M. Biotech., Ph.D. Materi yang ia bawakan berkaitan dengan resistensi pada tanaman dengan perlakuan heat shock. Mas Agung Ph.D. mengawali pertemuan ini dengan bertanya kepada peserta seminar perihal ap aitu resitensi pada tanaman. Menurut Agung Dian Kharisma Ph.D. resistensi pada tanaman ialah berkaitan dengan memori ketahanan terhadap pathogen namun bukan sebuah antibodi. Sejauh yang diketahui, tanaman tidak memiliki mekanisme ketahanan antibody seperti halnya pada binatang. Namun demikian, terdapat treatment yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan beberapa senyawa pada tanaman yang berperan sebagai bentuk ketahanan. Senyawa tersebut bukanlah “memori” namun hanya range aktif suatu senyawa yang perlu diinduksi. Jika manusia memiliki “memori” yang jangka panjang dan dapat diinduksi maka perbedaan sistem resistensi tersebut berbeda pada tanaman. Kini Agung Dian Kharisma Ph.D. akan lebih berfokus pada pembahasan metode alternatif resistensi pada tanaman dengan heat shock induced resisten (HSIR). Penelitian terkait resistensi suatu tanaman juga dilakukan oleh Agung Ph.D. di PT Widya Teknologi Hayati.

Bicara tetahanan tanaman terhadap suatu penyakit ialah membicarakan bagaimana cara meningkatkannya. Hal ini karena tanaman hanya memiliki senyawa yang berperan dalam melawan pathogen namun bukan sebuah sel memori seperti halnya pada binatang. Setiap tanaman sudah memiliki sistem kekebalan bawaan namun terkadang tidak cukup kuat dalam melawan pathogen. Metode alternatif heat shock merupakan salah satu cara untuk meningkatkannya. Umumnya, terdapat dua cara untuk meningkatkan resistensi tanaman yaitu plant breeding dan induction. Plant Breeding adalah cara untuk mendapatkan tanaman resisten dengan perkembang biakan. Cara konvensional dari plant breeding adalah hibridisasi, yaitu tanaman potensial di hybrid dengan tanaman tahan penyakit yang kemudian di seleksi 8-10 putaran atau setara 8-10 tahun hingga hasil yang diperoleh stabil. Kemudian tanaman hasil persilangan tersebut diperbanyak. Untuk menyamakan kemampuan ketahanan tanaman agar sama dengan induknya dapat menggunakan metode kultur jaringan. Kemudian ada juga metode mutase yaitu menggunakan senyawa kimia tertentu. Terbaru dalam metode breeding ialah plant transgenic breeding yaitu penerapan teknologi molekuler seperti plasmid atau genom yang diinjeksikan ke sel atau organ. Salah satu penelitian di PT Widya Teknologi Hayati ialah menekan salah satu gen dengan menggunakan pathway. Gen tersebut di modifikasi menggunakan E. coli, Agrobacterium, atau construction DNA. Kemudian yang telah Agrobacterium yang dimodifikasi dapat dimasukan ke dalam tanaman. Selanjutnya tanaman hasil modifikasi genetic dikembangkan dan diseleksi untuk mendapatkan hasil terbaik. Terbaru ialah menggunakan genome editing dengan metode CRISPR.

Cara kedua dapat digunakan ialah induction plant resistant. Cara ini dilakukan dengan cara memicu suatu tanaman agar ketahanan bawaannya meningkat. Seperti halnya pada manusia yaitu vaksin agar ketahanannya meningkat, begitu pula dengan tanaman. Pada kondisi alami, suatu tanaman dapat terserang pathogen yang dapat memicu hormone tertentu sehingga menginduksi senyawa seperti salicylic acid (SA) dan jasmonic acid (JA). Senyawa SA dan JA yang akan terakumulasi dan menginduksi gen ketahanan tanaman atau Pathogen Related (PR) protein. PR protein inilah yang kemudian akan menjadi senjata bagi tanaman untuk melawan pathogen. Mekanisme ini tidak hanya terjadi di lokal infeksi saja namun hormone yang dihasilkan juga dapat membawa informasi ke bagian lain yang tidak terinfeksi pathogen dengan dosis tertentu. Jika hormon tidak mencapai ambang batas, maka hasil yang diperoleh tidak sistemik atau mentransfer ke bagian lain dari tanaman. Mekanisme ketahanan sitemik atau systemic acquired resistance (SAR) pada tanaman inilah yang menjadi upaya dari treatment heat shock. SAR dapat diperoleh untuk menghasilkan konsentrasi SA yang tinggi akibat induksi. SA yang tinggi dapat menjadi senjata dalam jangka waktu tertentu sehingga ketika infeksi datang maka suatu tanaman sudah memiliki senjatanya atau primary effect. Secara buatan, metode ini dapat dilakukan dengan perlakuan berbagai macam senyawa kimia.

Heat shock treatment menjadi suatu metode yang terbukti dapat menginduksi ketahanan tanaman. Agung Ph.D. juga mencontohkan salah satu gambar untuk melindungi tanaman dari penyakit yaitu dengan menginduksi ketahanan tanaman. Terdapat kasus pula yang terjadi di Jepang dimana banyak pertanian yang menggunakan green house. Dalam kondisi tersebut, dicontohkan oleh Agung Ph.D. disaat summer, jika green house di tutup maka tanaman yang terserang penyakit lebih sedikit daripada green house yang dibuka. Dijelaskan bahwa suhu di dalam green house, di Jepang dapat mencapai 45 derajat celcius bahkan mencapai 60 derajat. Karena itulah, ketika musim dingin tiba para petani di Jepang biasanya menggunakan heater. Fenomena tersebut digambarkan sebagai fenomena tak terduga yang kemudian memicu penelitian heat shock induced treatment. Hasil dari green house yang ditutup, infeksinya jauh lebih rendah karena terkena heat shock. Hal ini kemudian menjadi latar belakang penelitian yang dijalankan oleh Agung Ph.D.

Kemudian preliminary penelitian dilakukan secara terkonsep yang memberikan hasil bahwa tanaman tanpa fungsida dengan heat shock dibandingkan dengan penggunaan fungsida tanpa heat shock. Hasil yang diperoleh dari keduanya ternyata hampir mirip tanpa adanya penyakit. Setelah perbandingan tersebut, dugaan heat shock pun semakin kuat sebagai penginduksi senyawa ketahanan tanaman. Kemudian proses selanjutnya ialah uji coba menggunakan air panas sebagai treatment heat shock. Menggunakan optimasi suhu yang ternyata terbukti dapat melawan paparan fungi. Kemudian hasil yang diperoleh dikembangkan dalam sebuah penelitian yang lebih komprehensif.

Beberapa penelitian juga telah dilakukan sebelumnya yang ditampilkan dari tahun 2012 hingga 2021. Dimulai dengan pengecekan ekpresi gen hingga aplikasinya di lapangan. Maka Agung Ph.D. dapat menyimpulkan jika heat shock ini potensial untuk menginduksi ketahanan tanaman sebagai alternatif method. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ani Widiastuti menemukan jika pathway HS yang menginduksi SA memberikan efek yang sama seperti Ketika tanaman terkena infeksi. SA yang akan mengindukri Transcription Factor (TF) dan menginduksi PR protein yang akan menyerang infeksi pathogen itu sendiri. Satu pathway telah dikonfirmasi oleh Ani Widiastuti yang menunjukkan hasil serupa dengan infeksi. Terdapat senyawa kimia seperti BIT dan PBZ yang dapat menginduksi SA. Senyawa BTH berperan langsung dalam menginduksi TF untuk menaktifkan PR protein. Namun faktanya, terdapat beberapa gen yang meningkat terlebih dahulu sebelum SA. SA akan meningkat 24 jam setelah terjadinya heat shock. Pada umumnya SA akan naik terlebih dahulu dan menginduksi ketahanan tanaman. Namun penemuan sebelumnya menjelaskan jika terdapat beberapa gen yang meningkat terlebih dahulu sebelum SA. Pertanyaan berikutnya ialah siapa yang meningkat terlebih dahulu sebelum SA?. Inilah yang kemudian menjadi inspirasi penelitian berikutnya. Secara teori mekanisme tersebut dikenal dengan SAR. Selain itu terdapat metode lain yaitu induce acquired resistant (IAR).

Perlu diketahui bahwa hormone SA dan JA memiliki sifat saling antagonis. Kedepannya perlu adanya konfirmasi bagaimana kinerja hormone jasmonic acid dengan salicylic acid. Penelitian berikutnya ialah berusaha mengonfirmasi kebenaran hormone lain yang memicu ketahanan tanaman. Kemudian terkonfirmasilah peran Heat Shock Transcription Factor sebagai salah satu mekanisme pemicu ketahanan tanaman. Secara teori pada kondisi normal, heat shock respon yang berperan utama ialah HSP dan HSF. Adanya heat shock maka HSE akan pecah dan mengaktifkan HSF yang akan berikatan dengan HSF lainnya dan masuk kedalam nucleus dan menginduksi gen HSP. Inilah yang menjadi dasar hipotesis proses penempelan HSP ke HSF yang menginduksi PR protein yang kemudian dapat melawan pathogen secara langsung.

Lebih lanjut, Agung Ph.D. mengkomparasi tanaman yang memiliki HSE dan non-HSE. Hasilnya ialah HST, gen yang memiliki HSE mengalami peningkatan, sementara yang tidak memiliki HSE hanya terdapat satu gen saja yang meningkat. Hasil tersebut mengerucutkan pada 2 kemungkinan yaitu HSF pathway atau SAR pathway. Jika tanaman tidak punya HSE maka kemungkinan besar melalui SAR. Terkonfirmasilah jalur kedua yaitu HSF mediated pathway dalam menginduksi PR gen. Sejauh ini baru dua jalur yang terkonfirmasi bekerja dibawah HSIR.

Secara praktikal metode HS telah dijalankan menggunakan sprayer air panas dengan suhu sekitar 50 derajat. Penerapan metode ini memberikan hasil yang lebih segar pada tanaman dengan perlakuan HS dan hasil yang lebih pucat pada tanaman non perlakuan HS. Untuk penggunaan fungsida ternyata lambat laun menyebabkan resisten terhadap DMI karena adanya mutasi. Kondisi tersebut menjadikan tanaman justru tidak berefek jika menggunakan fungsida terutama dalam membunuh jamur. Namun, penggunaan kombinasi HS+Fungsida justru mengurangi adanya mutasi akibat paparan fungisida yang berlebihan. Terbaru ialah melakukan komparasi dengan UV-B untuk menginduksi resistensi. Hasilnya ternyata ekspresi gen Chi2 mengalami peningkatan yang menunjukkan SA pasti naik, LOX6 sebagai ekspresi gen Jasmonic Acid juga mengalami peningkatan dan ETR2 juga mengalami peningkatan. Efek dari penggunaan UV-B hamper sama seperti HS namun tidak sistemik. Di Indonesia penggunaan metode HS masih menjadi peluang besar untuk melakukan penelitian.

penulis : Buhairi Rifqa Moustafid

Program Studi Bioteknologi UGM Sukses Gelar Seminar Nasional

Seminar Tuesday, 27 December 2022

Sabtu 29 Oktober 2022 program studi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM sukses menggelar seminar nasional. Seminar nasional kali ini mengangkat tema ‘Biotechnology for Climate Change and Global Warming Mitigation’. Kegiatan seminar nasional ini mendapatkan sponsor dari Crop Life Indonesia dan Genetika Sains. Pembicara kali ini ialah Profesor Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. dari Universitas Gadjah Mada, Profesor R. Manjunatha Kini dari National University of Singapore dan Profesor Tatsuo Sato, Ph.D. dari Ibaraki University. Selain itu, seminar ini juga diikuti oleh 59 pemakalah yang berasal dari berbagai instansi dan universitas. Beberapa pemakalah yang hadir diantaranya ialah berasal dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah Bandung, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Lampung, BRIN, dan PT. Great Giant Pineapple. Seminar kali ini juga memberikan penghargaan bagi para pemakalah terbaik yang telah mempresentasikan hasil penelitiannya.

Profesor Alim Isnansetyo pada kesempatan kali ini memaparkan potensi pemanfaatan Pseudoalteromonas untuk pengembangan Bioteknologi. Berdasarkan pengalamannya selama melakukan penelitian terhadap Pseudoalteromonas, bakteri tersebut dapat dimanfaatkan sebagai anti mikrobia. Baik dalam penerapan anti jamur, anti-biofouling, dan anti tumor. Untuk bioaktif exopolimer, Alim Isnansetyo memaparkan bahwa bakteri ini dapat menghasilkan cryoprotectan. Kemampuan tersebut dapat digunakan untuk melakukan penyimpanan bakteri-bakteri lain sehingga kondisinya tetap terjaga dan tidak rusak.

Pembicara seminar lainnya, Profesor R. Manjunatha Kini memaparkan perihal potensi racun ular untuk digunakan sebagai obat jantung. Menurutnya, racun ular menjadi potensial karena terdiri dari protein dan peptide. Bahkan, R. Manjunatha Kini telah mengidentifikasi DNA berbagai macam jenis racun ular dan mengumpulkan informasi tersebut dalam cDNA library. Pengumpulan informasi mengenai racun ular bermanfaat untuk mengetahui struktur, fungsi dan mekanisme kerjanya. Kedepannya, pemanfatan racun dapat diterapkan sebagai alternatif untuk pengobatan jantung.

Selanjutnya ialah Profesor Tatsuo Sato yang menjelaskan mengenai peran Heat Shock Protein (HSP) dalam meningkatkan resistensi tanaman terhadap suatu penyakit. Terlebih dahulu Tatsuo Sato menjelaskan perihal mekanisme dasar ketahanan penyakit tanaman. Terdapat dua mekanisme yang dijelaskan oleh Prof. Tatsuo Sato yaitu Systemic Acquired Resistance (SAR) dan Wound Induce Systemic Resistance (WSR). Mekanisme SAR untuk ketahanan penyakit bersifat local sedangkan mekanisme WSR bersifat total. Profesor Tatsuo Sato mengamati peranan HSP saat dilakukan induksi panas dimana HSP nantinya akan berikatan dengan Heat Shock Element (HSE). Ikatan tersebut nantinya dapat memicu aktifnya gen pertahanan dari suatu penyakit sehingga tanaman jauh lebih resisten. Kedepannya, peneparan Teknik ini dapat menjadi alternatif untuk membuat tanaman lebih resisten terhadap suatu penyakit.

Kegiatan seminar nasional ini juga ditayangkan dalam kanal YouTube Sekolah Pascasarjana UGM. Seminar ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh program studi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana. Untuk mendapatkan informasi terbaru dapat mengikuti media sosial Bioteknologi UGM.

penulis : Buhairi Rifqa Moustafid

Kuliah Tamu Karier Bioteknologi oleh Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc.

Kuliah Tamu Tuesday, 13 December 2022

Bioteknologi UGM – Program Studi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM mendapatkan kesempatan kuliah tamu dengan pemateri Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui aplikasi Zoom karena pemateri kini sedang berada di Jerman. Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc atau akrab disapa Rovi merupakan peserta program Postdoc di Alfred Wegener Institute, Jerman. Selain itu, ia juga menjabat sebagai peneliti di Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, Badan Riset Indovasi Nasional (BRIN). Rovi menjelaskan kepada mahasiswa Magister Prodi Bioteknologi UGM bahwasanya peminatan yang diberikan oleh universitas menyediakan peluang besar dalam karir kedepannya. Peminatan tersebut ialah bidang kesehatan, pertanian, industri dan lingkungan.

Berdasarkan peminatan tersebut, Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. menjelaskan bidang karir secara umum seperti bioentrepreneur, forensik, penyuluh, konsultan, jurnalis,diplomat hingga motivator. Tentunya bidang karir yang tidak boleh dilupakan ialah peneliti. Lebih lanjut, Rovi memaparkan beberapa organisasi riset yang ada di BRIN. Organisasi riset tersebut diantaranya ialah riset hayati dan lingkungan, kesehatan, kebumian dan maritim, pertanian dan pangan. Jika berminat untuk melanjutkan jenjang karir sebagai peneliti BRIN maka syarat yang harus ditempuh ialah harus Doktor atau telah menuntaskan jenjang S3.

Sebagai salah satu peneliti di BRIN, Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. juga memaparkan beberapa projek penelitian yang potensial untuk dikerjakan. Bidang bioteknologi kesehatan dan molekuler memiliki projek diantaranya ialah vaksin, obat kanker dan imunomodulator. Bidang bioteknologi kelautan memiliki projek dalam memanfaatkan biota laut seperti bakteri ekstremofil yang berasal dari sumber panas. Bakteri tersebut dapat diteliti kandungan senyawa bioaktif yang nantinya dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan lainnya dari bakteri laut ialah keperluan pengawet makanan, fermentasi dan pemanfaatan kandungan exopolisakarida lainnya.

Menurut Rovi, di Indonesia sendiri terdapat problematika yang harus diselesaikan salah satunya ialah budidaya udang. Bioteknologi dalam budidaya udang seperti antibiotik yang tepat, pengetahuan tentang jenis bakteri patogen pada udang, mikrobioma udang yang menyehatkan serta yang membawa penyakit. Peneliti nantinya dapat mengembangkan berbagai kajian keilmuan untuk mengatasi permasalahan budidaya udang. Selain itu, terdapat terobosan baru yang kedepannya potensial dikembangkan di Indonesia yaitu biometrika dan bionika. Biometrika dan bionika adalah upaya dalam membuat desain struktur buatan yang mendekati struktur organisme biologis.

Selain memaparkan peluang yang dapat dikembangkan untuk peneliti kedepannya, Rovi juga memberikan pandangannya perihal perkembangan bioteknologi kekinian, dalam hal ini Ia membahas seputar penggunaan Genetically Modified Organism (GMO). Menurutnya, penggunaan GMO justru memberikan dampak negatif yang lebih serius ketimbang manfaat yang diperoleh. Pandangan ini Ia tekankan sebagai pendapat pribadi dan tidak atas nama institusi. Dijelaskan lebih lanjut jika penggunaan GMO tidak dapat berkelanjutan walaupun tujuan modifikasi dari organisme tertentu hasilnya lebih bagus. Alasan Ia menolak penggunaan GMO antara lain karena dampak editing yang hingga kini belum dapat diprediksi, kerusakan lingkungan, mematikan jenis organisme alami dan dampak kesehatan yang serius. Oleh karenanya, Ia menyarankan untuk lebih mensinergikan organisme dengan lingkungan yang bagus sehingga memberikan hasil yang optimal.

Bapak Dr. Yustian Rovi Alfiansah , S.Si. M.Sc. menutup kuliah tamu kali ini dengan memberikan pesan jika peluang karir bioteknologi di Indonesia masih terbuka lebar. Salah satunya disebabkan oleh kekayaan hayati Indonesia yang masih belum tergarap secara menyeluruh sehingga masih banyak yang dapat dikerjakan. Ia menekankan bahwa yang terpenting dalam berkarir di bidang bioteknologi adalah pengalaman riset karena itu dapat meningkatkan nilai jual. Cara untuk meningkatkan nilai jual ialah dengan sekolah, training, summer school dan menjalin pertemanan.

penulis : Buhairi Rifqa Moustafid

Strengthening Collaboration with Ibaraki University for Double Degree and Student Exchange

Berita Wednesday, 7 December 2022

Senin, 5 Desember 2022- Program Studi Bioteknologi kedatangan mitra internasional yaitu dari Ibaraki University, yang diwakilkan oleh Prof Tatsuo Sato, PhD, Dr. Kikuchi Ashina, dan Assoc Prof Sakagami Nobuo Ph.D.

Pada kesempatan itu, dilakukan pembahasan kelanjutan kerjasama Double Degree (DD) program untuk mahasiswa magister Bioteknologi UGM yang sempat terkendala karena pandemi COVID-19. Lebih lanjut delegasi Ibaraki University juga menyampaikan usulan program baru berupa student exchange non degree bagi mahasiswa magister Bioteknologi. Pada program student exchange ini, mahasiswa memperoleh kesempatan untuk mendapatkan kesempatan melaksanakan penelitian selama 2-5 bulan di Ibaraki University. Bagi mahasiswa menyelesaikan program tersebut akan mendapatkan sertifikat yang ditandatangani oleh Dekan kedua belah pihak (Ibaraki University dan Universitas Gadjah Mada) selain kesempatan publikasi bersama. Kegiatan ditutup dengan diskusi kemungkinan kolaborasi riset bersama dan tukar menukar cinderamata.

Sharing dan Evaluasi Kurikulum Magister Bioteknologi antara UGM dan Universitas Tanjungpura

Berita Wednesday, 7 December 2022

Program Magister Bioteknologi Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan Program Pascasarjana Universitas Tanjungpura menyelenggarakan acara “Tinjauan Kurikulum dan Mata Kuliah Program Magister Bioteknologi” pada Senin 5 Desember 2022 di Innside Hotel Yogyakarta. Tim narasumber dari Program Magister Bioteknologi UGM yaitu Ir. Donny Widianto, Ph.D., Dr. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc., dan Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc.

Narasumber dari UGM melakukan evaluasi kurikulum dan sharing pengalaman dalam melaksanakan program magister Bioteknologi. Universitas Tanjungpura berencana menyelenggarakan program studi magister Bioteknologi multidisiplin oleh karena itu melaksanakan studi banding kurikulum yang mereka susun dengan kurikulum dan pelaksanaan prodi magister Bioteknologi UGM.

Kesempatan Karir Bioteknologi Hingga Pengalaman ke Negeri Paman Sam oleh Profesor Teruna J. Siahaan

Kuliah Tamu Thursday, 24 November 2022

Program Studi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM kembali mendapatkan kesempatan menerima kuliah tamu dalam mata kuliah Karir Bioteknologi. Kuliah tamu kali ini disampaikan oleh Profesor Teruna J. Siahaan atau akrab dikenal Teruna yang menerangkan perkembangan bioteknologi khususnya bidang therapeutics. Prof Teruna J. Siahaan juga mengisahkan beragam pengalaman dan nasihatnya untuk calon-calon generasi Bioteknologist yang mengikuti kuliah Karir Bioteknologi kali ini. Profesor Teruna mengawali kuliah dengan menceritakan profil dan perjalanan hidupnya hingga akhirnya beliau menjadi salah satu Profesor terhormat di Kansas University (KU).

Prof. Teruna adalah profesor terhormat sekaligus Direktur Asosiasi Departemen Kimia Farmasi Kansas University (KU). Kisah hidupnya meniti karir di negeri Paman Sam bermula dari laboratorium kimia Universitas Indonesia (UI) pada 1981. Menekuni bidang kimia hingga menempuh pendidikan Magister Kimia di (UI), hingga mendapatkan kesempatan menemani seorang Profesor dari Arizona University Bernama George Wilson. Selain itu, ia mendapatkan kesempatan untuk wawancara dengan Prof. George Wilson dan menjelaskan semuanya dengan baik.

Dirasa puas dengan hasil wawancara, Prof. Wilson pun menawarkan kesempatan belajar kepada Prof Teruna untuk gelar Ph.D. di Amerika. Mendengar penawaran tersebut, Prof Teruna sangat terkejut sekaligus gembira. Pria asal Medan tersebut awalnya ragu saat mendapatkan penawaran tersebut. Pasalnya ia tumbuh di keluarga yang terbilang memiliki taraf ekonomi menengah ke bawah. Ia pun menyampaikan pada Prof. Wilson jika dirinya tidak memiliki kemampuan untuk membiayai kuliah tersebut. Namun Prof. Wilson menjelaskan jika hal itu tidak menjadi masalah karena ia diberikan penawaran untuk kuliah bersama dengan mengajar sebagai Teaching Asistant. Berbekal kemampuan bahasa Inggris yang telah mandarah daging karena dibiasakan sejak SD hingga SMA, ia pun memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut. Dari sinilah karirnya di Amerika Serikat (AS) bermula hingga banyak penawaran research dan kerja sama. Pada akhirnya Prof Teruna J. Siahaan dapat menggapai mimpinya sebagai seorang Ph.D. dan bukan hanya itu, ia pun meraih gelar Distinguished Professor. Teruna menjelaskan dalam kuliah tamu kali ini jika gelar Distinguished Professor hanya diperoleh oleh 85 orang dari sekitar 1.500 Profesor di KU.

Pada kuliah Karir Bioteknologi kali ini, Prof Teruna J. Siahaan menjelaskan bahwa perkembangan Bioteknologi bidang therapeutics sangatlah pesat. Bahkan bukan hanya pada tataran small molekul dan isolasi bahan kimia alam, namun kini memasuki tahap penggunaan Biotechnology Product. Prof. Teruna juga menceritakan jika dirinya bersama tim kala bergabung dengan KU pada 1991 telah membuat therapeutics dari Biotechnology Product dari protein dan peptida. Selain itu, Prof. Teruna menerangkan jika pada awal tahun 1960an telah dikembangkan Biotechnology Product dari insulin yang bahkan sampai saat ini masih dikembangkan. Terdapat pula peptida bernama oksitosin yang berguna untuk induksi ibu hamil agar dapat segera melahirkan ketika bayi sulit untuk keluar atau belum ada tanda keluar pada saat waktunya lahir. Contoh lainnya dari Biotechnology Product paling kekinian ialah vaksin. Vaksin paling terkini menurut Prof. Teruna J. Siahaan adalah mRNA vaksin dari Moderna dan Pfizer yang membutuhkan riset dalam waktu panjang. Namun demikian, Prof. Teruna menerangkan jika masih banyak challenge kedepannya sehingga riset bidang Bioteknologi akan terus berkembang.

Prof. Teruna berharap di Indonesia dapat menjalankan peran untuk pengembangan Biotechnology Product secara mandiri. Ia mencontohkan China dan India yang merekrut kembali warga negaranya usai mempelajari bidang bioteknologi untuk kembali ke negara demi melakukan pengembangan bidang Bioteknologi. Menurut Prof. Teruna, kini keduanya berfokus mengembangkan biosimilar product seperti biosimilar Insulin dan biosimilar Growth Hormon. Bahkan kedua jenis produk tersebut telah banyak dijual di Indonesia. Menurutnya, roles dari universitas dan riset industri memiliki peran dalam membantu pengembangan bidang Bioteknologi. Kesempatan dalam bidang Bioteknologi masih cukup besar karena cakupan biotechnology area yang cukup luas.

Biotechnology area yang dimaksud meliputi Animal Biotechnology, Plant Biotechnology, Food Biotechnology, Agricultural Biotechnology, Industrial, Environmental hingga Pharmaceutical Biotechnology yang akan dijelaskan lebih detail. Animal Biotechnology dapat berupa produk animal model yang dapat digunakan untuk riset tertentu seperti penyakit Alzheimer atau arthtritis. Animal model yang diproduksi juga dapat berupa modifikasi genetik seperti perubahan reseptor tertentu atau gen tertentu. Plant Biotechnology juga berkembang pesat dan masih cukup potensial. Prof. Teruna memberikan contoh jika di Amerika Serikat telah melakukan perubahan genetik pada suatu tanaman agar tahan terhadap hama sehingga tidak mudah rusak. Contoh lainnya ialah perkembangan Food Biotechnology yang kini banyak dilakukannya riset pada microbiome dalam intestinal. Prof. Teruna menjelaskan bahwa microbiome dalam usus sangat berperan penting dalam menunjang pertahanan tubuh dan konversi bahan kimia.

Selain bidang diatas, Prof. Teruna juga menjelaskan beberapa contoh lembaga pengembang Biotechnology Product di AS. Prof. Teruna mencontohkan bagi mahasiswa bioteknologi nantinya dapat berkecimpung di universitas sebagai pengajar atau akademisi. Kemudian dapat pula bekerja di Pharmaceutical Biotechnology Company atau Vaccine Company. Berdasarkan penuturan Prof. Teruna dalam kuliah tamu kali ini, di AS obat-obatan dibagi menjadi dua kategori yaitu cyber dan small molekul tradisional. Lembaga yang bergerak dalam mengevaluasi produk cyber atau terobosan Bioteknologi ialah Food and Drug Administration (FDA) dan BPOM. Prof. Teruna juga berharap kepada Mahasiswa kedepannya menjadi leader yang mengembangkan Lembaga untuk mengevaluasi produk-produk Bioteknologi semisal FDA dan BPOM di AS. Ada pula Food Company dan Contract Research Organization (CRO). CRO adalah sebuah organisasi yang menerima kontrak dari perusahaan atau pemerintah untuk melakukan riset tertentu. Alasan mengambil CRO ialah harga yang jauh lebih murah dan pekerjaan yang lebih efisien karena sebuah perusahaan tidak perlu bagian tersendiri untuk mengerjakannya.

Karena bidang bioteknologi yang masih cukup potensial dikembangkan, Prof. Teruna memberikan saran bagi peserta kuliah tamu untuk focus menyelesaikan problematika yang ada di Indonesia. Prof. Teruna memberikan contoh perihal tropical desease yang hingga kini masih banyak yang belum diketemukan obatnya. Hal ini dikarenakan perbedaan kepentingan antara negara sub tropis dengan negara tropis. Oleh karena itu, Prof. Teruna menyarankan untuk berfokus pada area-area yang belum banyak digarap terkhusus untuk kepentingan Indonesia.

penulis : Buhairi Rifqa Moustafid

Press Release : 4th Lecture Series Biotechnology : “One Health Perspective in Human Life”

Kuliah Tamu Friday, 11 November 2022

Rabu, 9 November 2022 Program Studi Bioteknologi menyelenggarakan acara 4th Lecture Series Biotechnology yang bertema “One Health Perspective in Human Life” di Ruang Kuliah Lt 3 PS Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada. Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB dan dibuka dengan sambutan Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si. selaku Kepala Pusat Studi Bioteknologi dan mewakili Program Studi Bioteknologi.

Pada sesi kuliah dimoderatori oleh Ketua Program Doktor Bioteknologi, Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc.. Sesi kuliah pertama disampaikan oleh Dr. Aneta Afelt dengan topik “Globalisasi dan Dampaknya terhadap Resiko Terjadinya Epidemi dalam Antroposen”. Dr. Aneta membuka sesi kuliah dengan pemaparan yang menarik terkait penyebaran penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 di Wuhan, Cina dari perspektif Antroposen yang ternyata tidak mengejutkan bagi para pakar. Adanya globalisasi berdampak pada menurunnya tingkat stabilitas ekosistem lokal yang juga mengakibatkan terganggunya fungsi ekosistem global. Gangguan keseimbangan ekosistem lokal ini mendorong terjadinya epidemi seperti HIV, malaria, SARS, flu burung, USUTU, chikungunya, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan ini, Dr. Aneta Afelt menerangkan bagaimana konsep One Health dalam mengendalikan resiko epidemi yang telah diketahui maupun penyakit yang belum pernah diketahui, yaitu dengan menjaga keseimbangan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Di sesi kuliah kedua dengan topik “Tantangan Antimicrobial Resistance (AMR) dalam perspektif One Health” yang disampaikan oleh Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama dengan pokok bahasan yaitu Emerging dan Re-emerging Infectious Diseases (EIDs) dan Antimicrobial Resistance (AMR) di era globalisasi serta tantangan dan konsep One Health dalam menyikapi hal tersebut. Dalam sesi ini, Prof. Wayan Tunas Artama menyampaikan empat tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah ancaman terjadinya EIDs dan AMR di masa depan meliputi upaya penemuan pathogen, penentuan resiko yang mungkin dapat ditimbulkan, meningkatkan kapasitas respon wabah, serta penanggulangan yang dilakukan untuk mengurangi dampak risiko terhadap manusia. Lebih lanjut, Prof. Wayan Tunas Artama menyampaikan poin-poin yang serupa dengan paparan Dr. Aneta Afelt terkait pendekatan One Health bahwa EIDs dan AMR dapat dikendalikan dengan menjaga kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan secara seimbang.

Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber oleh Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Si. selaku Ketua Program Magister Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada dan selanjutnya foto bersama dengan para peserta Lecture Series.

Penulis : Nor Chamidah Fatumi
Editor : Ghina Nurul F

“Peran Bioteknologi untuk Indonesia” oleh Prof. Dr. drh. NLP Indi Dharmayanti, M.Si.

Kuliah Tamu Tuesday, 25 October 2022

Program Studi Magister Bioteknologi, Sekolah Pascasarjana UGM berkesempatan menerima kuliah tamu dari Prof. Dr. drh. Ni Luh Putu Indi Dharmayanti, M.Si.
Prof Indi merupakan Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Prof Indi Dharmayanti menyambut baik kegiatan kuliah tamu Karier Bioteknologi yang diadakan oleh Prodi Magister Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM. Bagi Prof Indi, kegiatan kuliah tamu semacam ini merupakan refreshing dan membuka sudut pandang baru untuk Mahasiswa langsung dari pakarnya. Lebih lanjut Prof Indi menegaskan jika dalam ranah birokrasi, sejatinya tidak ada keistimewaan tersendiri antara Universitas atau Swasta dengan BRIN. Prof Indi memberikan contoh berkenaan dengan pengajuan dana penelitian antara anggota BRIN dengan Non BRIN. Menurutnya, siapa saja memiliki akses dan hak yang sama dalam mengajukan dana penelitian kepada BRIN, meski itu anggota sendiri. Mengawali kesempatan kuliah Karier Bioteknologi kali ini, Prof Indi memaparkan pentingnya ilmu Bioteknologi dalam menunjang kemaslahatan bidang kesehatan.

Sebagai pakar di bidang kesehatan, Prof Indi menjelaskan jika hampir seluruh bidang kini bergantung pada peranan ilmu Bioteknologi. Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN tersebut menyebutkan beberapa diantaranya ialah stem cell, biomarker, vaksin dan obat, resistensi mikrobia, penyakit menular serta gizi dan makanan. Selain itu, Prof Indi juga menyinggung salah satu dampak terbesar dari adanya pandemi COVID-19. Dampak tersebut ialah membuka cara pandang masyarakat di Indonesia akan pentingnya ilmu Bioteknologi dalam mengendalikan pandemi. Upaya pengendalian pandemi COVID-19 dengan diberlakukannya vaksin tidak lepas dari penerapan ilmu Bioteknologi. Hal ini dikarenakan vaksin merupakan salah satu produk dari ilmu Bioteknologi. Karena faktor tersebut, diharapkan peranan ilmu Bioteknologi kedepannya semakin meningkat pesat dan menunjang berbagai sektor di Indonesia, terkhusus bidang kesehatan. Prof Indi Dharmayanti menuturkan jika penggunaan Bioteknologi 10 tahun mendatang sangat signifikan dan dibutuhkan di berbagai lini.

Selain bidang kesehatan, beragam sektor lainnya pun akan membutuhkan penerapan ilmu Bioteknologi seperti bidang pangan, pakan ternak, industri kecantikan, lingkungan, hingga kecerdasan artifisial dan komputasi. Prof Indi mengungkapkan jika sekitar 13,3 juta petani di Dunia menerapkan Bioteknologi demi meningkatkan hasil pertanian, pengendalian hama dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Lebih lanjut, Indi Dharmayanti menuturkan jika penerapan Bioteknologi juga berperan penting dalam produksi energi ramah lingkungan.

Hal itu dibuktikan dengan pembangunan 50 biorefinery di seluruh Amerika Utara yang bertujuan untuk produksi biofuel dan bahan kimia terbarukan. Oleh karena itu, kedepannya ilmu Bioteknologi menjadi salah satu kunci penting dalam penanganan berbagai problematika.

penulis : Buhairi Rifqa Moustafid

Buka Bersama Bioteknologi 1443 H

Uncategorized Wednesday, 20 April 2022

Sebagai salah satu rangkaian acara menyambut datangnya bulan Ramadhan, Program Studi Bioteknologi mengadakan acara buka bersama. Buka bersama digelar pada Senin, 18 April 2022 di Gedung PAU  Lt. 2 Sekolah Pascasarjana UGM. Acara berlangsung pada pukul 16.30 WIB. Acara ini dihadiri oleh Pengelola Program Studi Magister dan Doktor Bioteknologi, Pengelola pusat Studi Bioteknologi, tamu-tamu undangan baik dosen dan peneliti di Pusat Studi Bioteknologi, dan tentunya  mahasiswa Bioteknologi. Total perserta yang menghadiri acara ini berjumlah 70 orang.

Acara dibuka oleh sambutan dari ketua Program Studi Doktor Bioteknologi, Dr. Tri rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc., dan dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Program Studi Magister Bioteknologi.Dr. Dini Wahyu Kartika Sari, S.Pi., M.Sc. . Dalam sambutan ibu Ketua Prodi Bioteknologi memperkenalkan para pengelola dan staff yang ada di Program Studi dan Pusat Studi Bioteknologi, acara ini merupakan acara non-akademik pertama yang dilaksanakan secara offline bagi mahasiswa angkatan 2021. Sesi sambutan dan juga perkenalan ini diharap dapat meningkatkan rasa kekeluargaan bagi mahasiswa baru program magister dan doktor Bioteknologi UGM. Acara buka bersama ini diharapkan juga menjadi wadah para mahasiswa baru untuk saling mengenal satu sama lain. Di akhir acara tidak lupa setiap angkatan mahasiswa berfoto bersama.

Mahasiswa Magister Bioteknologi UGM Raih Prestasi Penulisan Karya Ilmiah Terbaik

Berita Monday, 28 March 2022

Mahasiswa Program Magister Bioteknologi Fakultas Sekolah Pascasarjana UGM, Febri Yuda Kurniawan berhasil memperoleh penghargaan penulisan karya ilmiah terbaik dalam kegiatan Workshop penulisan karya ilmiah yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana UGM. Karya ilmiah berjudul Keanekaragaman dan Strategi Konservasi Anggrek Alam di Bawah Pengaruh Antropogenik Kawasan Bukit Dowo, Kulonprogo menjadi salah satu dari dua karya terbaik selama workshop. Febri sapaan akrabnya, telah menunjukkan hasil penulisan yang sesuai dengan materi yang dipaparkan sehingga karya tulis tersebut dinilai layak untuk diterbitkan.

Kegiatan ini diadakan pada tanggal 20-21 Desember 2021 secara daring. Workshop diisi oleh pemateri dari 6 narasumber yang ahli di bidangnya dengan topik yang berbeda, yaitu Prof. Dr. Irwan Abdullah, M. A, Prof. Dr. Wening Udasmoro, SS., M. Hum, DEA, Prof. Dr. Abdul Rohman, S. F., Apt., M. Si, Dr. M. Iqbal Ahnaf, dan Dr. Leonard C. Epafras. Sebagai evaluasi dari sesi workshop, peserta diberikan tugas untuk menyusun naskah publikasi. Peserta mengumpulkan naskah pada tanggal 22 desember sampai 5 januri 2021. Kemudian, sebagai penghargaan, 8 naskah terpilih akan memperoleh insentif masing-masing 250.000 rupiah dan 2 naskah terbaik akan direkomendasikan untuk diterbitkan di Jurnal Kawistara dan Jurnal Teknosains. Sebagai salah satu dari 8 naskah terpilih, Febri Yuda Kurniawan memperoleh kesempatan untuk menjadi 2 terbaik yang mendapatkan rekomendasi untuk mempublikasikan karya ilmiah di Jurnal Teknosains. Kesempatan ini menjadi peluang yang baik untuk menambah nilai publikasi serta bermanfaat untuk menunjang karir berikutnya.

12

Berita Terakhir

  • Program Studi Bioteknologi UGM Gelar Kuliah Umum Bersama Prof. Mahmood Ahmed dari University of Dundee, UK
  • Kuliah Tamu Karier Bioteknologi: Inspirasi dari Alumni University of Queensland
  • UGM Gelar Kuliah Tamu Mata Kuliah Genetika Molekuler bersama Alumni Ph.D Duke University
  • Mahasiswa Magister Bioteknologi UGM Ikuti Kuliah Perdana dan Penyambutan Mahasiswa Baru Semester Genap 2024/2025 dan Gasal 2025/2026
  • BioFusion 2025: Biotech Fun Session in One Nation Rangkaian Penyambutan Mahasiswa Baru Magister Bioteknologi UGM 2025
Universitas Gadjah Mada

Barek, Jl. Teknika Utara, Kocoran, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

email : biotek.sps@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY